Selamat Jalan, Bapak Pembangunan

|


Innalillahi wa innaillahi roji'un.

Hari minggu, 27 Januari 2008 pukul 13.10, Bapak H.M. Soeharto telah berpulang menghadap Nya. Bangsa Indonesia berduka, pemerintahpun menetapkan selama 7 (tujuh) hari terhitung mulai tanggal 27 Januari 2008 sampai dengan 2 Februari 2008 sebagai hari berkabung nasional dengan mengibarkan bendera setengah tiang.

Soeharto, atau Suharto atau pak Harto, memang tokoh yang penuh kontroversial. Di saat-saat akhir kehidupannya, beliau harus menghadapi tuntutan dan hujatan atas kepemimpinannya tempo dulu.

Menarik sekali menyimak komentar tokoh-tokoh politik dan non politik di televisi seputar wafatnya Soeharto.

Ada yang mengenang saat-saat kejayaan indonesia di tahun 1984 yang berhasil swasembada pangan dengan menjadi negara pengekspor beras nomor satu di dunia, dimana Soeharto mencapainya dengan cara membangun pabrik-pabrik pupuk, bendungan-bendungan, penelitian bibit unggul dan sebagainya.

Ada juga kenangan saat-saat kejayaan Indonesia di arena olahraga di tingkat ASEAN maupun dunia. Semua itu dicapai Indonesia dibawah kepemimpinan Soeharto, yang walaupun, untuk pencapaian itu juga dilakukan dengan cara-cara diktator (kasus waduk kedungombo dan juga peternakan TAPOS yang menuai pro dan kontra saat pengambil alihan lahan).

Terlepas dari semua kejahatan pidana dan perdata yang dituduhkan kepada Soeharto, yang kesemuanya itu belum terbukti secara hukum ( ya, Soeharto belum terbukti bersalah karena belum ada putusan pengadilan. Jangankan diputus bersalah, dipanggil sidang saja beliau belum pernah karena alasan kesehatan ), marilah dihari wafatnya beliau ini kita sebagai bangsa Indonesia, sebagai umat Islam, mendoakan beliau pemimpin besar bangsa yang juga seorang muslim agar diampuni segala dosa-dosanya.

Ada satu komentar dari tokoh budayawan Emha Ainun Najib ( cak Nun ) yang cukup menggelitik saat menanggapi himbauan dari Amien Rais untuk memaafkan Soeharto. Bagaimana rakyat mau memaafkan sedangkan kesalahannya saja sampai sekarang belum jelas/belum terbukti secara hukum.

Yah, terlepas dari pro dan kontra tokoh-tokoh kita, masyarakat kita, sekali lagi, marilah kita berdoa untuk seorang Jendral Besar, seorang Bapak Pembangunan, yaitu H.M Soeharto. Selamat jalan bapak...

0 komentar: